Nahkoda Baru AMALI: Momentum Penguatan Ma’had Aly Nasional

saiidusshiddiqiyah.ac.id— Mudir Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta, KH. Nur Salikin, MA, resmi terpilih sebagai Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (AMALI) periode 2025–2030 dalam Musyawarah Nasional (Munas) AMALI 2025 yang berlangsung di Pondok Pesantren Tebuireng, Jumat–Minggu (28–30/11).

Agenda nasional ini dihadiri sejumlah tokoh pesantren, di antaranya Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz, para dzurriyyah Tebuireng KH. Irfan Yusuf dan KH. Riza Yusuf, Direktur PD Pontren Dr. H. Basnang Said, M.Ag, serta Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly Dr. Mahrus El-Mawa, M.Ag.

Munas ke-III kali ini mengusung tema “Rekognisi, Sinergi, dan Transformasi Peran AMALI dalam Penguatan Ekosistem Pendidikan Pesantren.” Ketua AMALI 2021–2025, Dr. KH. Nur Hannan, Lc, M.H.I, menegaskan bahwa perjalanan Ma’had Aly bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan jalan pengabdian dan amanat peradaban Islam Nusantara.

Terpilihnya Nur Salikin – akrab disapa Kang Nuris – disambut hangat oleh seluruh peserta Munas dan para mudir Ma’had Aly se-Indonesia. Lahir di Grobogan, ia dikenal sebagai figur muda dengan kapasitas akademik yang matang. Pendidikan formalnya ditempuh di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dilanjutkan mendalami fikih di Universitas Al-Ahgaff, Yaman, dan kemudian menyelesaikan studi magister serta doktoral di Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Keilmuannya diperkaya melalui talaqqi di Darul Mustafa Tarim, Ribat Tarim, Darul Ghuroba’ dan berbagai pesantren besar di Indonesia.

Jejak pengabdian Kang Nuris mencakup pengajaran persiapan mahasiswa Timur Tengah, menjadi dosen Ma’had Aly, Bendahara AMALI, dan kini Mudir Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta. Di tingkat nasional, ia aktif sebagai juri MQK, tim penyusun soal PBSB dan LPDP Dana Abadi Pesantren, kontributor PMA 30 dan 31 Tahun 2020, serta penulis buku “Fikih Minoritas.”

Dalam Munas kali ini melahirkan sejumlah rekomendasi penting bagi masa depan pendidikan Ma’had Aly. “Salah satu rekomendasi Munas, para mudir berharap agar Direktorat Jenderal Pesantren ke depan memiliki struktur yang lebih ramping, efektif, dan tepat sasaran. Minimal ada eselon II yang secara khusus menangani Ma’had Aly, dan tentu diisi oleh alumni pesantren yang benar-benar memahami budaya pesantren,” ujarnya.

Di luar ruang akademik, Kang Nuris juga dikenal luas melalui aktivitas dakwahnya di media sosial dengan gaya yang santun, ringan, dan mudah diterima generasi muda. Dengan rekam jejak akademik yang kuat, pengalaman kelembagaan yang luas, serta keterlibatan aktif dalam dakwah digital, kepemimpinan diharapkan membawa AMALI memasuki fase baru yang lebih progresif dalam penguatan Ma’had Aly di seluruh Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *