Kontribusi dan Tantangan Komunitas Muslim di Eropa

saiidusshiddiqiyah.ac.id—Islam masuk pertama kali di Benua Eropa pada abad ke-7 Masehi. Pada saat itu peradaban Islam di Eropa berpusat di wilayah Spanyol, lebih tepatnya di daerah Al-Andalus. Agama islam juga tersebar luas di wilayah Rusia, Inggris, Portugal, dll.

Komunitas Muslim di Eropa telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat multikultural di benua ini. Sejak gelombang imigrasi pada pertengahan abad ke-20, populasi Muslim di Eropa terus berkembang, membawa serta budaya, tradisi, dan nilai-nilai yang beragam. Kontribusi mereka dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan, sangat signifikan. 

Namun di sisi lain, komunitas ini juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk diskriminasi, stereotip negatif, dan kesulitan dalam integrasi sosial. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kontribusi dan tantangan yang dihadapi komunitas Muslim di Eropa, serta dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

A. Kontribusi Komunitas Muslim di Eropa

  1. Pendidikan dan Penelitian 

Masyarakat Muslim berperan besar dalam dunia pendidikan dan penelitian. Banyak universitas di Eropa yang memiliki program studi Islam dan menawarkan beasiswa bagi mahasiswa Muslim. Tidak hanya keilmuan Islam, ilmu pengetahuan umum dan sistem pembelajaran Islam juga termasuk aspek sangat penting. Ketika Eropa mengalami masa stagnasi intelektual dan membatasi masyarakat dalam kebebasan berfikir, Islam datang dengan pemikiran terbuka yang justru menjadikan celah bagi kaum islam untuk membuka kajian ilmiah yang cemerlang. 

Sistem pembelajaran Islam yang fleksibel namun juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan yang terbuka memacu kemajuan peradaban di Eropa. Para ilmuwan muslim memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa dalam berbagai bidang seperti aljabar, trigonometri, optik, kedokteran, astronomi, dll.

Peran penting para ilmuwan islam pada saat itu bukan hanya sekedar menjaga pengetahuan, tetapi juga mengembangkan konsep dan teori baru yang memiliki pengaruh besar dalam ranah keilmuan dunia. Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Eropa sering kali fokus pada isu-isu sosial, politik, dan ekonomi yang relevan, memberikan perspektif yang berharga dalam diskusi akademik.

  1. Ekonomi

Fakta sejarah menunjukan bahwa pada abad ke-8 masehi peradaban ekonomi di Eropa belum mengalami kemajuan. O’Brien menyebutkan dua penyebab kurangnya minat masyarakat terhadap persoalan ekonomi, yaitu kurangnya tradisi ekonomi, yang mana tidak ada yang melanjutkan perjalanan ekonomi yang sudah terbentuk.

Pada abad ke-12 M sejumlah karya ilmu pengetahuan dan ide-ide ekonomi yang sudah ada dalam sumber pokok Islam disimpulkan oleh para cendikiawan muslim. Sebagai contoh Ibnu Qudamah mendukung penegakan pengendalian harga sesuai dengan tradisi nabi, yang mengatakan bahwa penentuan nilai harga jual barang harus jelas, supaya konsumen akan merasa puas dan apabila masih terasa mahal akan melakukan penawaran yang sesuai.

Tujuan dari salah satu contoh ini bukan untuk mencari semua ide pengetahuan ekonomi seperti yang dicetuskan para cendekiawan muslim. Kami menyajikan beberapa sampel untuk membangun fakta bahwa pengaruh para cendekiawan tidak dapat dikesampingkan dalam pengembangan ide-ide yang ada dalam sistem Islam selama berabad-abad.

Komunitas Muslim telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Eropa. Menurut laporan dari McKinsey Global Institute (2015), populasi Muslim di Eropa berkontribusi sekitar 1,3 triliun euro terhadap PDB Eropa. Banyak pengusaha Muslim yang telah membangun bisnis yang sukses, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi pada inovasi. Misalnya, di Inggris, sektor makanan halal telah berkembang pesat, menciptakan peluang ekonomi baru.

  1. Kebudayaan dan Seni

Setelah membahas tentang ekonomi, kemajuan seni arsitektur didukung oleh finansial yang mencukupi. Kebudayaan dan seni sesungguhnya lahir dan mempengaruhi pola pendidikan Islam yang dimanifestasikan secara konkrit dalam bentuk bangunan, dekorasi, taman, kaligrafi dan lain sebagainya.

Sektor kebudayaan dan seni mencakup dalam beberapa bidang, seperti arsitektur, sastra, musik dan instrumen, dan masakan. Dalam Islam, seni merupakan manifestasi keindahan bermuara pada nilai tauhid sebagai esensi aqidah, tata nilai dan norma.

Hal ini, juga mempengaruhi daya tarik wisatawan dunia. Para muslim di dunia ingin berkunjung pada negara yang kekayaan dan keragaman budaya-nya melimpah. Sebagai contoh arsitektur di Andalusia yang tidak bisa lepas dari tiga hal  kaligrafi, bunga, dan geometri. Arsitektur di Andalusia bukan hanya menampilkan keindahan, tetapi didasari dengan makna-makna yang tersembunyi.

Kontribusi budaya Muslim di Eropa terlihat dalam seni, musik, dan sastra. Festival budaya yang menampilkan seni dan tradisi Muslim sering diadakan, menyuburkan budaya Eropa. Seniman Muslim, seperti penyanyi dan penulis, telah mendapatkan pengakuan internasional, menunjukkan bahwa budaya Muslim dapat berkontribusi pada identitas Eropa yang lebih luas.

Peninggalan Islam yang hingga kini tersebar di wilayah Eropa merupakan bukti kejayaan Islam. Meskipun kini wilayah eropa tidak lagi dikuasai oleh kaum muslim, namun peninggalan dan pemerintahan Islam yang pernah berkuasa masih memberikan pengaruh yang kuat bagi masyarakat Eropa, khususnya di bidang seni dan budaya.

B. Tantangan yang Dihadapi Komunitas Muslim

  1. Diskriminasi dan Islamofobia 

    Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi komunitas Muslim di Eropa adalah diskriminasi dan Islamofobia. Menurut laporan oleh Pew Research Center (2017), banyak Muslim di Eropa melaporkan pengalaman diskriminasi dalam berbagai bentuk, termasuk di tempat kerja dan dalam interaksi sosial. Hal ini sering kali diperburuk oleh stereotip negatif yang beredar di media.

    Terutama kaum muslimah di Eropa sering menghadapi hambatan dalam mencari pekerjaan. Kebijakan-kebijakan di Eropa yang menjadikan kaum yang berhijab susah untuk mencari ruang. 

    1. Integrasi Sosial

    Proses integrasi sosial menjadi tantangan bagi banyak Muslim di Eropa. Meskipun banyak yang berusaha beradaptasi dengan budaya lokal, mereka sering kali merasa terasing dan tidak diterima. Penelitian oleh European Network Against Racism (ENAR) menunjukkan bahwa banyak Muslim merasa sulit untuk mendapatkan akses ke layanan publik dan kesempatan kerja yang setara.

    1. Radikalisasi

    Radikalisasi di kalangan segelintir individu umat Islam juga menjadi perhatian serius. Meski jumlahnya kecil, tindakan ekstremis ini sering kali digunakan untuk menggambarkan seluruh komunitas Muslim, yang berdampak negatif pada citra mereka di masyarakat. Upaya mencegah radikalisasi harus dilakukan dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis komunitas.

    Komunitas Muslim di Eropa memberikan kontribusi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari ekonomi hingga kebudayaan. Namun tantangan yang dihadapi, seperti diskriminasi, integrasi sosial, dan radikalisasi, memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini dan menghargai kontribusi positif yang diberikan oleh komunitas Muslim.

    Referensi:

    Hasyim, Syafiq. 2010. Denyut Islam di Eropa: Antara Islam Tekstual dan Islam Kontekstual. Jakarta: Kompas.

    Ramadhan, Tariq. 2004. Western Muslims and the Future of Islam. New York: Oxford University Press

    John Esposito. 2010. Masa Depan Islam: antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan dengan Barat. Terj. Eva Y. Nukman dan Edi Wahyu SM: Bandung: Mizan

    Darmayanti, Rizki. 2016. Kawasan Eropa Kontemporer Dinamika Integrasi, Tantangan Multikulturalisme, dan Penguatan Diplomasi Global. Karawang: Cv. Bintang Semesta

    Arif, Muhammad Qobidl ‘Ainul. 2015. Politik Islamophobia Eropa Menguak Eksistensi Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keanggotaan Turki. Yogyakarta: Deepublish

    Agus Sasongko. Tantangan Komunitas Muslim di Eropa.

    https://khazanah.republika.co.id/berita/pqhzi5313/tantangan-komunitas-muslim-di-eropa / diakses pada Kamis, 25 April 2019 pukul 11:21 WIB.

    Kontributor: Nanda Farit Purwanto, Semester V

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *