Sa’iidusshiddiqiyah.com— Dalam rangka Harlah 100 tahun Pondok Pesantren Ploso, Dema Amali sukses menggelar kegiatan Halaqoh Mahasantri Nasional pada Jumat (13/12/2024).
Kyai Nur Hanan, MA yang sekarang menjabat sebagai ketua AMALI (Asosiasi Ma’had Aly Nasional) dalam sambutannya menyampaikan tentang komitmen AMALI dalam menyelesaikan persoalan persoalan yang di hadapai Ma’had Aly.
Beliau menegaskan kepada menteri agama dalam kunjungan AMALI ke kemenag pada Jumat (6/12/2024) untuk di bentuknya Dirjen Direktorat Pesantren.
“Usulan usulan kami kepada kemnenag sejak mentri agama sebelumnya adalah agar fasilitas pesantren dari negara tidak hanya di layani oleh lembaga setingkat eselon 2, PDPOTREN tapi kami mengusulkan bahwa pesantren yg ada di Indonesia jumlahnya ada 43.000 lebih Ini harus ada dirjen direktorat pesantren yg khusus melayani kebutuhan pesantren di seluruh Indonesia”
“Semua asosiasi pesantren dan Ma’had Aly diundang untuk menyiapkan naskah akademik pembentuk dirjen pesantren. Ini sangat menggembirakan jika dirjen pesantren ini dibentuk maka layanan negara terhadap pesantren dapat lebih banyak lagi.
“Jika direktorat pesantren sudah dibentuk, saya yakin tidak ada yg akan menanyakan tentang lulus mau jadi apa.”
Kemudian beliau menyampaikan dosen Ma’had Aly adalah dosen profesionalitas dan memiliki kompetensi yang tinggi namun sayang oleh negara masih belum mendapatkan perhatian yang cukup.
“Dosen dosen yang ada di Ma’had aly, yang ngajar bukan dosen sembarangan bukan kaleng-kaleng mereka adalah orang yang profesional dan memiliki kompetensi menjadi dosen. Tapi nasib mereka belum terlalu diperhatian oleh negara. Jika di dosen-dosen luar ada jenjang karir untuk tunjangan hidup dosen itu. kami menginginkan adanya jejang karir juga untuk dosen Ma’had Aly.”
Selanjutnya beliau menegaskan tentang kehawatiran lulusan Ma’had Aly yang sampai sekarang belum terlalu di perhatikan negara.
“Nasib lulusan Ma’had Aly nasibnya sampai hari ini masih belum sepenuhnya diakui oleh negara. Beberapa lulusan Mahad Aly yang mengajar di madrasah, datanya belum bisa diakses di data pokok madrasah, data ijazahnya belum dapat di imput di data pokok, yang ada di kementrian pendidikan, tapi kami sudah, sampaikan persoalan itu yang pada akhirnya ada perkembangan bahwa beberapa bulan yang kalau datanya sudah berhasil diinput didata pokok pengajar. Kita bersyukur tahun ini mentri agama memberi kesempatan yg besar, bahwa lulusan Mahad Aly bisa jadi PNS di antaranya menjadi guru, penguhulu dan lain sebagainya
Lulusan Ma’had Aly disebut khusus dalam pengumuman rekrutmen dalam PNS, sudah ada beberapa lulusan Ma’had Aly yang lulus dan tinggal nunggu SK.
Masih ada beberapa hal lain yang perlu diperjuangkan, namun saya khawatir kalau saya bicarakan semua di sini nanti mahasantri pesimis pada Ma’had Aly, tapi insya Allah kami akan terus berusaha untuk memecahkan persoalan persoalan itu.
Terakhir beliau kembali menegaskan perlunya menunjukan kualitas keilmuan para mahasantri dengan mengikuti lomba-lomba baik yang tingkat nasional ataupun internasional agar mahasantri Ma’had Aly dan lulusannya tidak lagi di remehkan dan di pandang sebelah mata.
“Perlu peran mahasantri dalam lomba lomba untuk menunjukkan kualitas keilmuan yang luar biasa, diharapkan kualitas itu dapat di rasakan oleh seluruh umat Indonesia tidak hanya di internal Ma’had Aly saja.”
Pewarta: Abduh Zam-Zami, Semester V