Buta tapi Punya Karya? Ibnu Sidah; Ulama Tunanetra yang Aktif Berkarya

saiidusshiddiqiyah.ac.id—Salah satu negara pencetak ulama besar dalam bidang ilmu keagamaan adalah Andalusia, Spanyol. Seperti Imam Qurthubi yang ahli fikih dan tafsir, Ibnu Hazm yang menekuni bidang Sejarah, Ibnu Rusyd dan Ibnu Thufail yang berkecimpung di bidang Filsafat, Ibnu Arabi serta Ibnu Malik yang menguasai kaidah gramatikal bahkan Al-Zahrawi yang merupakan seorang dokter ahli bedah. 

Para ulama yang telah mengharumkan Islam melalui karya-karya mereka itu juga kini dikenal oleh seluruh muslim di dunia. Bahkan, tulisan yang mereka buat senantiasa menjadi modul kurikulum pesantren-pesantren di Indonesia. Akan tetapi, ada banyak juga ulama besar yang berkontribusi dalam khazanah keilmuan Islam yang tidak begitu terkenal di mata dunia. Seperti Imam Ibnu Sidah Al-Mursi.

Kehidupan Ibnu Sidah

Nama lengkap Ibnu Sidah Al-Mursi adalah Abul Hasan Ali bin Ismail bin Sidah Al-Mursi. Ia dilahirkan pada tahun 398 H/1007 M dan wafat pada tahun 408 H/1065 M di kota Murcia, Spanyol. Ibnu Sidah ini termasuk ulama yang kompeten dalam gramatikal bahasa Arab dan juga ahli makrifat. Mulai dari kecil, Ibnu Sidah menuntut ilmu dengan ayahnya yang juga ahli dalam gramatikal bahasa Arab. Meskipun ayahnya wafat ketika ia masih kecil.

Selain belajar dengan ayahnya, Ibnu Sidah juga belajar dengan para ulama besar di masanya, seperti Abu Umar At-Thalamanki dan Abul ‘Ila Sa’id Al-Baghdadi. Ketekunan Ibnu Sidah dalam menuntut ilmu menjadikan ia sebagai pakar dalam ilmu tata bahasa Arab, Mantiq dan ilmu Hikmah. Diantara murid Ibnu Sidah adalah Abu Abdillah Muhammad bin Khil’atah, Abu Bakr Muhammad bin Ali dan lain-lain.

Abu Umar At-Thalamanki pernah menceritakan bahwa ketika ia pertama kali datang ke kota Murcia, ia menyaksikan Ibnu Sidah membacakan kitab Al-Gharib Al-Mushannaf karya Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam dengan hafalannya.

Kekurangan atau Kelebihan?

Salah satu kehebatan yang dimiliki oleh Ibnu Sidah adalah kemampuannya untuk menghasilkan tulisan berjilid-jilid di tengah keterbatasan yang ia miliki. Menurut riwayat, bahwasanya Ibnu Sidah dan ayahnya itu adalah ulama besar yang tunanetra. Meskipun, mereka memiliki keterbatasan penglihatan akan tetapi Allah muliakan mereka dengan luasnya ilmu yang mereka miliki. 

Bahkan Imam Adz-Dzahabi pernah memberikan komentarnya mengenai Ibnu Sidah. Adz-Dzahabi berkata “Ibnu Sidah adalah imam dalam ilmu gramatikal bahasa Arab. Penulis kitab Al-Muhkam, dan merupakan salah satu ulama yang paling cerdas di masanya. Ia adalah seorang anak tunanetra yang terlahir dari seorang ayah yang juga tunanetra.” 

Buah Karya Ibnu Sidah

Di antara karya Ibnu Sidah yang berjilid-jilid adalah kitab Al-Muhkam wal-Muhith Al-A’zhom (Sebuah kamus yang disusun berdasarkan huruf alfabet sebanyak 12 jilid) dan juga kitab Al-Mukhashosh (Ensiklopedia berbagai disiplin keilmuan dengan 17 jilid). Tidak hanya itu, Ibnu Sidah juga menulis kitab dalam disiplin ilmu mantiq yaitu Al-‘Alam fil-Lughah wal-Ajnas, kemudian kitab Syarh Ma Asykala min Syi’ri Al-Mutanabbi, serta sebuah kitab dengan jumlah 5 jilid yang membahas ilmu Nahwu yaitu kitab Syadz Al-Lughat yang diduga telah hilang. 

Selain itu, ada banyak juga karya Ibnu Sidah yang diduga telah hilang, seperti kitab Al-Aniq, Syarh Ishlah Al-Mantiq, Al-Wafi fi Ilmil-Qowafi, Kitab Fi At-Tadzkir wat-Ta’nits.

Keterbatasan sejatinya bukanlah sebuah halangan untuk seseorang menjadi lebih baik. Ibnu Sidah membuktikan bahwa kekurangan yang ia miliki bukanlah lampu merah yang menghentikannya untuk berkarya. Bahkan ia membuktikan kepada dunia bahwa ia dapat melebihi orang-orang normal.

Referensi

Abil Hasan Ali bin Yusuf Al-Qifti. 1986. Inbah Ar-Ruwwat ‘ala Anbah An-Nuhat.. Kairo: Dar Al-Fikr Al-Arabi.

Ibnu Bashkuwal, 1989. As-Shilah. Kairo: Dar Al-Kutub Al-Misr.

Khairuddin bin Mahmud bin Muhammad Az-Zirikli. Al-A’lam  2002. Beirut: Dar Al-Ilm Lilmalayin

Muhammad bin Ahmad bin Utsman Adz-Dzahabi, 1996. Siyar Al-A’lam An-Nubala. Beirut: Muassasah Ar-Risalah.

Yaqut Al-Hamawi, 1993. Irsyadul Ariib Ila Ma’rifatil Adiib. Lebanon: Dar Al-Gharbi Al-Islam.

Kontributor: M. Wildan Saputra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *